Selasa, 09 Juli 2013

Town of Minions!

That's a place I exactly wanna visit!
If only they did exist in the real world..

Who doesn't like minions?
They rule our definition of "cute", "funny", and "adorable" now!
I have found none of my friends who doesn't like that little yellow guy. Even now, my lullaby is that only 'Banana Song' by minions! Their voices keep running in my head.

For me, it's lovely since minions remind me of a simple doodle character could be this great!
Minions are part of an art. Started from doodling, I guess. :)

Wish I really had one real minion...
I'd learn to love eating banana.

So, these are some pictures of those adorable minions for MINIONS' LOVERS!
Enjoy seeing them! :)


Only minions that adore banana this much!


*scribble, scribble* Wait, let me write it...


I'm ready for you!


How can I help you?




Want some fruits?




Am I pretty? How about...take me on a date?



Want this purple cupcake?


Bee-do-Bee-do-Bee-do-Bee-do



What the...???



Hey! Hey! I'm here!



Hmmhh!



Hooyy!



Oooo?



Hawaiian dance... Sexy right?



WEK! WEK! Chicken dance! 



Golfing time! Even a minion plays it well!


just won $1000 from lotre!



Haiiyyaahh! Jet Li's new opponent...




Anyway, I also drew some minions! Please, take a look, if you don't mind. :)
I did it in the early morning, for I couldn't sleep.


Arrgghh! That one got dirty. Just fixed Gru's vehicle, I guess.



Ooo? What's wrong lil' guy?



LONG LIVE MINIONS! ----papppooyyy!
BAAAHHHH!!!
Poopye!*


*minions' language of saying "goodbye"


Senin, 08 Juli 2013

Sebelum Menerawang Jauh...

Terkadang, kita lupa dengan langkah dekat yang harus dilakukan dalam perjalan meraih mimpi. Kita boleh saja bermimpi tinggi-tinggi, tetapi apakah mampu menangani apa yang harus dilakukan? Seringkali, kita lupa dengan hal-hal yang tepat di depan mata yang seharusnya dilakukan terlebih dahulu. Seringkali, kita malah sibuk bermimpi tanpa fokus dengan hal-hal terdekat yang harus diselesaikan lebih dahulu demi mencapai mimpi itu.

Berawal dengan FOKUS. Fokus terhadap mimpimu. Fokus akan hal-hal yang harus dilakukan demi menggapai impianmu. Kau tak bisa meloncat tinggi, jika untuk melangkah sedikitpun, kau kehilangan keseimbangan. Hal itu kukatakan pada diriku sendiri.

Ya, untuk FOKUS itu sulit sekali. Apalagi di masa muda ini, banyak godaan. Kita cenderung menuruti keinginan daging. Padahal, kita tahu benar apa yang harus dilakukan. Bahkan mungkin, kita sudah memiliki to do list untuk perjalanan meraih mimpi. Namun, ada saja kemalasan diri yang mengganggu beserta hal-hal lainnya demi memuaskan kesenangan sesaat. Tepatnya, diri ini bersedia diganggu dan menurut untuk beralih dari fokus yang seharusnya.

Musuh terbesar kita adalah diri kita sendiri. Berperanglah, dengan keinginan daging kita. Kalau impian itu, mimpi-mimpi itu baik dan berharga, perjuangkanlah.

Berikut adalah hal lain yang kukatakan pada diriku sendiri...

Hal yang paling buruk adalah ketika kau terlalu khawatir tidak dapat meraih mimpimu karena dikalahkan oleh rasa malasmu. Kau kehilangan arah. Padahal, kau merasa mimpimu semakin jelas dan terarah. Kinerjamu menurun. Keahlianmu memudar. Kau lupa melihat hal-hal yang ada di depan mata untuk diselesaikan. Kau terlalu sibuk menerawang jauh, mendambakan hal-hal manis berkaitan dengan impianmu. Kau menjanjikan dirimu sendiri untuk melakukan hal-hal yang membutuhkan kerajinan, tetapi malah menjadikan dirimu semakin malas. Waktu dan kemalasan telah menggerogotimu.

Kau terlalu tinggi berekspektasi terhadap dirimu sendiri. Mungkin, kau terlalu membebani dirimu...hingga mentalmu merasa letih dan kau kehilangan sesuatu yang mendasar dalam dirimu. Niat. Dedikasi. Taat. Semangat.

Padahal, kau pun cukup tahu bahwa banyak jalan menuju mimpimu. Seiring berjalannya waktu, jika kau menyelesaikan hal-hal yang ada di depan matamu dengan sungguh-sungguh, kau akan maju dan semakin dekat menuju impianmu.

Sebelum menerawang jauh, lihat apa yang terdekat dari tempat kau berpijak. Sebelum meloncat tinggi, melangkah maju dengan kekuatan sepenuhnya. Sebelum melakukan hal besar, selesaikan hal-hal kecil yang kau butuhkan dan harus lakukan terlebih dahulu untuk mengokohkan mimpi-mimpimu.


It's a long journey. Fight for your dream. Work hard, pray humbly.


Sehari di Kampus Impian

Sabtu, 6 Juli 2013. FISIP SUMMIT.
Meski sedang retret, tetap tak mau melewatkan acara FISIP Summit.
Pagi buta, bangun dan mandi, bersiap-siap pergi ke stasiun kereta.
Seizin ketua panitia retret, dua anak SMAK Calvin berangkat.
Naik kereta selama 40 menit.
Pukul 06.30 sampai di kawasan FISIP UI.
Tak henti-hentinya merekam suasana kampus di dalam benak kecilku.
Aku sangat ingin menjadi mahasiswa UI.

FISIP Summit dimulai pada pukul 08.00.
Merasakan 1 hari menjadi anak UI.
Memacu jiwa ini semakin ingin masuk universitas negeri ternama itu.
Menantang diri ini untuk berjuang lebih keras.
Mendorong pribadi ini untuk lebih jeli dan gigih dalam meraih mimpi.
Semoga tahun depan aku dapat memijakan kaki di sana sebagai mahasiswa Antropologi FISIP Universitas Indonesia.






Pergi bersama sahabat yang juga ingin masuk UI.

Tak ada yang lebih indah selain bermimpi dan berjuang bersama sahabat semasa SMA 'tuk menggapai impian.
Beda jurusan, satu tujuan.









Foto memakai jaket kuning (jakun) khas mahasiswa UI.
Serasa sudah 'dekat' dengan mimpi, tetapi setelah melepaskan jaket itu...
Kembali kusadari bahwa hal itu bisa tertepis begitu saja, jika aku tidak mulai serius berjuang.
Dengan perasaan grogi bercampur galau dan senang, jadilah ekspresi wajah yang seadanya.
Grogi karena berfoto memakai 'jakun'.
Galau karena takut mimpi itu tak akan tergapai.
Senang karena merasa termotivasi dan semakin yakin akan mengambil jurusan Antropologi di FISIP UI.







Barang-barang yang dibeli dari FISIP Summit.
Semuanya sebagai pengingat akan tujuanku.
Semuanya sebagai 'teman' dan 'kenangan'.
Semuanya untuk memotivasi diri!
HARUS BISA MASUK ANTROP FISIP UI!
Berjuang sebisa mungkin, jangan sampai menyesal!


"Do you have a.... yellow jacket?"



Pin gratis dari acara FISIP Summit.

"DARE TO DREAM, DARE TO LIVE IT!"

Slogan yang sangat inspiratif dan memotivasi.
Selain desainnya yang bagus, kata-katanya pun berkesan optimis, semangat, dan pantang menyerah.









Hanya sisa beberapa bulan lagi.
Tidak lama lagi.
Aku harus sudah siap.
Aku harus siap menerima segala hal yang akan terjadi.
Mungkin, akan diselingi oleh hal-hal tak terduga.
Namun, aku yakin bahwa tekad yang telah kuat tak akan tergoncangkan.
Hantaman yang ada akan lebih menguatkan tekad itu.
Semasa tekad itu sejalan dengan panggilan hidup insan ini.
Terima kasih, Tuhan.

DARE TO DREAM, DARE TO LIVE IT!




Minggu, 07 Juli 2013

Kembali pada Diri Sendiri

Mungkin karena sehabis menonton film seru yang penuh dendam, persengkokolan, ujian, permainan licik, dan kebohongan, beberapa pemikiran berkelebat di benakku.

Beberapa hal mulai membuyar. Salah satunya, arti dari kata-kata ini.

"Teman"
"Sahabat"
"Teman sejati"

Sepertinya, masih sangat jauh jalan yang harus ditempuh untuk menemukan teman sejati. Masih terlalu jauh untuk menemukan orang yang bisa dipercaya dan diandalkan sepenuhnya. Ketika kurasa telah menemukan teman yang dapat diandalkan, teman akrab yang saling membangun, peduli, dan setia... Selalu ada hantaman yang menyadarkanku bahwa mereka sewaktu-waktu bisa meninggalkanku dengan ringan. Bahkan mungkin, kami memang tak pernah saling sepenuhnya memiliki suatu ikatan abadi. Pertemanan itu bisa memudar dimakan waktu. Namun, kembali lagi pada fakta bahwa manusia memang tak ada yang sempurna. Bahkan diri sendiri pun tak dapat diandalkan sepenuhnya. Apakah kita sendiri bisa menemukan figur seorang 'teman sejati' di dalam diri kita? 

Ya, kata 'kita' itu harus diganti dengan kata 'aku' dan 'kau'.

"Belajar bukan untuk dimengerti, tetapi untuk mengerti."

Kata-kata itu harus kutanamkan dalam-dalam di hati dan benak ini. Semua manusia menuntut pengertian akan dirinya. Sangat mendambakan seseorang yang dapat mengerti dirinya sepenuhnya. Menurutku, hanya manusia bodoh yang percaya akan menemukan seorang yang benar-benar sinkron dengan dirinya. Kembali pada diri sendiri, belum tentu diri ini mengerti diri sendiri dan tentu tak mungkin diri sendiri mampu mengerti penuh diri seseorang.

Mungkin, diri ini menuntut terlalu banyak. Terfokus pada hal-hal yang diinginkan hingga buta untuk sungguh-sungguh mensyukuri hal-hal yang dimiliki dan melihat apa yang dibutuhkan.

Jika diri ini menuntut sesuatu, menginginkan, mendambakan akan relasi yang sesuai dengan ekspektasi... Kembali pada diri sendiri. Sebagai manusia, bahkan diri sendiri tak dapat memenuhi yang diekspektasikan.

Bukan berarti manusia makhluk yang tak berarti. Manusia memiliki ketahanan untuk berjuang, rasio untuk mengerti, dan hati untuk belajar.

Mungkin karena menonton film itu, aku terpicu untuk memikirkan seberapa 'sejati' orang-orang di sekitarku. Mungkin, teman-teman akrab yang kukira adalah sahabat sejatiku hanyalah sekumpulan orang yang dekat untuk sementara waktu karena kehadiranku tak begitu berarti bagi mereka. Mungkin, aku sebenarnya tak pernah sungguh-sungguh berelasi dengan sesamaku. Mungkin, aku sendiri jauh dari pengenalan akan diriku sendiri. Mungkin aku sendiri, tak tahu harus ke mana jika harus kembali pada diriku sendiri.