Sabtu, 02 Maret 2013

Anna Karenina


Film yang disutradarai oleh Joe Wright pada tahun 2012 ini diadaptasi dari sebuah novel sastra Inggris karya Leo Tolstoy pada tahun 1877. Berlatar belakang abad 19 di Russia, suasana kalangan bangsawan dan kehidupan aristokrat mewarnai film ini. Apa yang tidak biasa dari film ini adalah keunikkan dari pergantian lokasi scene yang saling sambung-menyambung dengan pergantian layar atau properti-properti yang menyambungkan antartempat. Unik. Kreatif. Menyengangkan. Memukau. Tak terbayangkan dan tak terduga. Kau harus melihatnya sendiri!

Dibintangi oleh Keira Knightley, Jude Law, Aaron Johnson, dan yang lainnya, para aktor and aktris amat menjiwai masing-masing peran mereka. Kita bisa melihat bagaimana pergumulan, kesenangan, kesedihan, kesukaan, dan sifat setiap tokoh dengan jelas. Selain itu, akting mereka juga dapat mengundang emosi kita untuk terjun ke dalam film tersebut.

Film yang diadaptasi dari novel tua berumur 137 tahun ini bercerita tentang perselingkuhan seorang wanita aristokrat, Anna Karenina, yang telah bersuami, dengan seorang pria muda dari keluarga bangsawan, Alexei Vronsky.
Keduanya menjalin hubungan cinta terlarang yang menjadi bahan pembicaraan pedas publik nantinya. Suami Anna, seorang negarawan Russia yang terhormat Alexei Karenin, kelak mengetahui hubungan gelap istrinya tersebut. Anna merasa sangat bersalah dan berdosa di hadapan Tuhan serta suaminya, tetapi cintanya terhadap Vronsky tidak dapat dibohongi dan ditolak. Anna dan Vronsky bertemu secara diam-diam, menghabiskan hari-hari mereka berdua, dan bersenang-senang. Karenin yang mulai menyadari kelancangan istrinya yang tak terkendalikan, terbakar oleh rasa amarah. Walaupun begitu, ia sulit menceraikan istrinya karena berbagai alasan. Karenin sendiri masih menyayangi Anna dan merasa kasihan pada istrinya, meskipun Anna telah mengandung dan melahirkan anak dari Vronsky. Satu hal yang membuat Anna dan Vronsky tetap berani melanjutkan cinta terlarang mereka adalah karena 'cinta' itu sendiri. Meski Karenin sulit melepaskan Anna karena tidak ingin merusak reputasi Anna di depan para aristokrat lainnya, Anna tetap memaksa untuk pergi hidup bersama Vronsky. Itu semua karena Anna tak pernah mencintai Karenin ketika mereka menikah sewaktu wanita itu berumur 18 tahun dulu. Anna dan Karenin tidak menikah berlandaskan cinta. Sekarang, ia telah menemukan cintanya yang juga mencintainya, yaitu Vronsky. Maka, Karenin merelakan kepergian Anna dari sisinya. Anna tinggal dengan Vronsky, tetapi dengan perceraian yang belum diselesaikan oleh Karenin. Ironinya, ketika masih berupa hubungan gelap dan pertemuan secara diam-diam, Anna dan Vronsky merasa sangat bahagia akan cinta mereka berdua. Namun, ketika semuanya telah berubah menjadi suatu skandal hebat dalam kalangan bangsawan, kekuatan cinta itu pun diuji. Anna harus rela menerima kritik dan sindiran pedas hingga hinaan dari mulut-mulut aristokrat lainnya. Vronsky harus memperjuangkan harga diri Anna kembali dan juga dirinya yang ditentang habis-habisan oleh ibunya. Tekanan-tekanan dari publik mendera Anna dan Vronsky. Pertengkaran dan kecurigaan yang diwarnai dengan tangisan pun terjadi di antara Anna dan Vronsky. Kemurnian cinta itu pun semakin diuji.

Tidak hanya mengisahkan tentang mereka bertiga, adapula Stepan "Stiva" Arcadievitch  Oblonsky, saudara Anna, yang tak berhenti melirik wanita lain selain istrinya, Daria Alexandrovna atau "Dolly". Namun, Dolly tetap memaafkan Stiva dan tidak pernah berhenti mencintai suaminya itu. Selain itu, ada juga Konstantin Dimitrivich Levin yang jatuh hati kepada Katerina Alexandrovna Scherbatsky atau "Kitty", dan mengharapkan wanita muda itu untuk menjadi istrinya.

Semua percintaan itu mengalun bersamaan dan memiliki warnanya masing-masing. Namun, perlu diingat bahwa cerita ini tetap berfokus pada percintaan Anna Karenina sendiri.

Kisah cinta itu diwarnai dengan hasrat (Anna), gairah (Vronsky), kemuliaan (Karenin). Kisah cinta yang menyangkut romantic love, pure love, enduring love, dutiful love, maternal love, scandalous love, dan forbidden love ini tak boleh dilewatkan oleh para penggemar romansa dunia.

Bagi yang menyukai era victorian, desain baju, furnitur, dan ruangan-ruangan di film ini sangat menggeluti era yang anggun, elegan, tegas, dan cantik itu.

Alur cerita film ini cukup dinamis, tidak menggambarkan sedikit pun kebosanan dari sebuah sastra Inggris lama, dan penuh dengan warna kehidupan ketika 'cinta' itu masuk menelusuri kehidupan manusia.

Meski berakhir dengan tragis, film ini juga tetap memiliki unsur kedamaian dan kesetiaan cinta pada akhirnya.

What a 'must watch' movie!!! :)












Tidak ada komentar:

Posting Komentar