Sabtu, 01 Juni 2013

Kepada Kau yang Masih Belia

Kau terbawa.
Terbawa oleh dia yang menyenangkan hidupmu dengan warna-warna indah.
Terbawa oleh dia yang menghanyutkanmu dengan kabut gelap.
Meskipun telah kerap kali dia menyakitimu, kau tetap terpikat olehnya.

Kau terpikat.
Terpikat oleh dia yang membangkitkan rasa senang di hatimu di manapun dan kapanpun di dekatnya.
Terpikat oleh senyum dan tawa ceria yang menjadi lagu favoritmu.
Meskipun telah kerap kali dia membuatmu menangis, kau tetap menyayanginya.

Sayang.
Sayang sebagai apa?
Teman? Teman baik? Saudara? Kekasih?
Perasaan itu pun tak jelas arahnya.
Kata itu, 'sayang'.
Apa yang kau mengerti tentang kata itu?

Mungkin sekarang kau hanya terbawa emosi.
Mungkin sekarang kau hanya tepincut oleh situasi dan kondisi.
Mungkin seakarang kau butuh untuk menguatkan pikiranmu lagi.

Pikiranmu.
Telah berulang-ulang kali kau tegaskan bahwa tak boleh diri fana ini terlalu bergantung pada sesama.
Telah berulang-ulang kali kau teriakan kata-kata itu pada diri sendiri.
"Jadilah dewasa, jangan terbawa emosi, jadilah rasional, dan tak mudah terpikat."
Namun, apa dayamu melawan hati yang telah memilih?

Mungkin kau bisa mengeraskan hatimu.
Keraskan mutiara mungil itu dengan berbagai pikiran yang terbersit di benakmu.
Pikiran mengenai 'bertahan', 'tak mudah mencintai', dan 'mematikan emosi'.
Tanpa sadar, kau telah mencela 'emosi' yang diciptakan baik adanya.

Hati kecilmu itu tak bisa dibohongi.
Kau menyayangi dia.
Kau mengasihi dia.
Seberapa gelap pun dirinya, kau akan berjuang untuk menuntunnya kembali menuju jalan terang.
Seberapa kelam pun masa lalunya, kau tetap memandangnya sebagai insan yang tak bisa kau benci.
Seberapa besar bersalahnya dia terhadapmu, kata 'memaafkan' tak akan pernah hilang dari kamusmu untuknya.
Kau tak akan pernah menyerah untuk dirinya.

Mungkin dirimu memang sedang berlagak 'sok pahlawan'.
Namun, dia pun selalu kembali datang kepadamu kapanpun kalian sedang bertengkar.
Mungkin dirimu memang sedang berlagak 'sok pahlawan'.
Namun, dia pun tak pernah letih mencari penjelasan dan pengertian darimu.
Mungkin dirimu memang sedang berlagak 'sok pahlawan'.
Namun, dia pun tak pernah bisa menjauhimu.

Kau dan dia sama-sama tak mengerti gejolak perasaan itu.
Kau dan dia sama-sama terjebak oleh hati dan pikiran masing-masing.
Kau dan dia sama-sama memiliki argumen sendiri.
Kau dan dia sama-sama mencari kepastian.
Kau dan dia sama-sama ingin mengerti satu sama lain.
Kau dan dia sama-sama saling menyayangi.

Tidakkah, itu cukup?
Mungkin hanya kau saja yang membuatnya menjadi terlalu rumit.
Mungkin hanya kau yang merasakan hal manis dan pahit itu.
Bagaimana dengan dia?
Kau tak tahu pasti.

Berhenti menduga-menduga.
Berhenti berekspektasi tinggi.
Berhenti bermimpi yang indah-indah.
Kau hanya perlu melakukan apa yang kau perlu lakukan untuknya.
Kau harus mencicipi sedikit kesenangan masa muda.
Kau tak boleh lupa untuk tetap menjaga dirimu.
Kau tetap tak boleh melewati batas-batas yang telah ditetapkan.
Kau hanya perlu mengepakkan sayapmu, tersenyum, serta menyayanginya dengan sekuat tenagamu dan seluas hatimu untuknya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar