Rabu, 24 April 2013

Terbiasa Mundur, Maju Sedikitpun Sulit

Telah kurenungi hal ini selama beberapa lama. Namun, tetap saja berakhir pada hal yang sama. Tak banyak memajukan diri, malah semakin mundur sepertinya. Kacau. Kacau. Kacau.

Diri ini terlalu serakah. Ingin melakukan apapun, tugas apapun. Ingin. Namun, keinginan itu tidaklah cukup tanpa komitmen.

Bermimpi? Sudah. Bertekad? Sudah. Berkomitmen? SUSAH!

Kurasakan hati ini bergejolak. Tak enak. Benak ini mengumpat dan mengejek diri sendiri. Bodoh. Tak bertanggung jawab. Serakah. Egois. Pembohong. Malas. Pemalas!

Aneh. Aku tahu bahwa yang kulakukan ini salah. Kebiasaanku ini salah dan tak boleh terus dibiarkan berkembang. Menyia-nyiakan kesempatan, membuang-buang waktu, tak berusaha sebaik mungkin, menyia-nyiakan kemampuan dan kapabilitas diri, berlaku sesuka hati, egois. Ya, egois.

Aku sangat malas dan egois. Karena keinginanku untuk mengulur-ngulur waktu, bersantai-santai, dan berlaku sesukaku... Aku egois. Aku malas. Aku tak tahu terima kasih. Aku tak mempertanggungjawabkan anugerah itu.

Telah diberikan waktu dan kemampuan. Namun, aku tetap bermain-main di dalam lumpur dan kubangan yang kuperluas sendiri. Bodoh.

Sudah tahu bahwa diri ini telah terperosok, tetapi tetap saja malah semakin merosot dan meluncur ke bawah. Aku masih berjalan menuju kemunduran. Entah untuk menelusuri seberapa buruk aku bisa menjadi, atau memang senang berkecimpung di dalam lumpur itu.

Aku ingin menertawakan diriku sendiri. Menyedihkan. Bodoh sekali. Aku tahu aku bisa. Aku diberi waktu dan fasilitas. Hanya saja, kemalasan ini sangat mendarah daging. Gila. Apakah kebiasaan ini akan terus kupelihara hingga dewasa nanti?

Kacau. Kacau. Kacau.

Aku tahu aku harus melawan kemalasan ini. Ada waktu di mana perlawanan itu membuahkan tekad dan semangat baru. Sayangnya hal itu tak bertahan lama, dan tanpa sadar aku telah jatuh lebih dalam lagi. Mungkin, perubahan itu memang belum hingga akar-akarnya. Perlu perubahan yang radikal. Perlu. Namun, keegoisan itu terus menghalangi. Sebenarnya semua masalah in bersumber dari diriku sendiri. Lucu. Kacau. Aneh. Bodoh.

Perjalanan menuju kedewasaan... Pencarian jati diri... Akankah menjadi apa diri ini kelak... Semua itu tergantung padaku. Seberapa besar diriku bertekad dan seberapa kuat aku berkomitmen. Seberapa gigih aku berusaha dan seberapa tegar aku menghadapi ujian. Kebijakan dan ketangguhan diri akan terbentuk seraya aku melangkah dan menghadapi setiap hal dengan pandangan yang luas dan kritis.

Tuhan telah memberi kita kemampuan dan waktu. Tuhan telah memanggil kita untuk suatu pekerjaan agar kita dapat berkarya di dunia ini. Maka, bergantung pada kita lagi yang juga diberi kebebasan untuk memilih. Apa langkah kita selanjutnya, menentukan siapa diri kita. Yang terpenting, tetap bersandar pada-Nya dan memegang perintah-perintah-Nya.

Ya, hal itu memang sangat sangat sulit untuk dilakukan.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar