Kamis, 28 Februari 2013

Dia dan yang Lain

Dia itu berbeda.
Dia adalah satu-satunya sosok yang sampai sekarang belum tergantikan di dalam hati kecil ini.
Dia itu menakjubkan, sekaligus payah.
Dia adalah satu-satunya langit yang memiliki kecerahan dan kemendungan yang membaur menjadi suatu citra kehidupan yang manis dan pahit.
Dia adalah 'dia' yang selalu bisa menggali hal-hal mendasar di dunia ini, mengacak-acakan kehidupan seseorang, mencerahkan dan menggelapkan hati ini, dan menyuarakan hidup yang penuh pertanyaan.

Ibarat langit, dia memiliki awan putih dan warna murninya sendiri.
Ibarat sebuah bintang, dia memiliki cahaya dan ledakannya sendiri.
Ibarat sebuah planet, dia memiliki atmosfernya sendiri yang menyesakkan sekaligus melindungi dirinya.
Ibarat sebuah tata surya, dia memiliki pusat yang disenangi galaksi yang ditempatinya.
Ibarat sebuah galaksi, dia memiliki bentuk dan pendarannya sendiri.

Semua tentang dia itu serba unik. Ada yang menyenangkan, tetapi juga menyedihkan. Ada yang mengagumkan, tetapi juga memilukan. Ada yang manis, tetapi juga pahit. Tidak ada yang lain seperti dia. Mirip pun tidak.

Kami menggali dan menggarap.
Kami tersenyum dan menangis.
Kami tertawa dan membisu.
Kami terkait dan berselisih.
Kami dekat dan jauh.

Terhadap yang lain, aku tidak pernah merasakan hal ini sebelumnya. Hanya terhadap dia. Hanya kepadanya seorang.
Kepadanya, kurasakan sebuah kekaguman dan keengganan.

Dengan yang lain, aku tidak pernah memiliki berbagai hal ini. Hanya dengan dia. Hanya bersamanya seorang.
Bersamanya, aku bisa memikirkan hal-hal yang tidak pernah terpikirkan sebelumnya.
Bersamanya, aku bisa mengutarakan segala pikiran yang pada umumnya tidak dipikirkan manusia seumuran kami.
Bersamanya, aku belajar berbagai hal baru mengenai pahit dan manisnya kehidupan.
Bersamanya, aku bisa memiliki sebutir debu yang kuanggap lebih berharga daripada sebongkah berlian.

Dia adalah kekaburan yang tak tergantikan, dan yang lain adalah ketegasan biasa.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar