Sabtu, 18 Januari 2014

Eternity

by William Blake (1757-1827)

He who bends to himself a joy
Does the winged life destroy;
But he who kisses the joy as it flies
Lives in eternity's sunrise.


Selasa, 14 Januari 2014

Tentang Cinta dari 'Aku Ingin'

Aku ingin mencintaimu dengan sederhana
Dengan kata yang tak sempat diucapkan
Kayu kepada api yang menjadikannya abu

Aku ingin mencintaimu dengan sederhana
Dengan isyarat yang tak sempat disampaikan
Awan kepada hujan yang menjadikannya tiada

Aku Ingin
Sapardi Djoko Damono, 1989


Setelah kubaca puisi ini, aku diam tak bergeming. Sungguh menyayat hati. Segera kuingin padamkan kobaran api cemburu yang menghanguskan keceriaanku. Segera kuingin padamkan kobaran api amarah yang merampas kesukaanku padanya. Seharusnya, aku mencintai dengan sederhana.

Di dalam sebuah kesederhanaan, aku ingin sebuah rahasia bersemayam.
Di dalam sebuah kesederhanaan, ada cinta yang tak terungkap, ada cinta yang tak diketahui.
Cukup pada dirinya sendiri, cinta itu bergelora hingga waktu padamnya.

Aku senang menemukan puisi ini. Ya, telah aku hafal puisi ini.
Puisi ala Sapardi ini mengajarkanku untuk mencintai tulus apa adanya seturut masanya, walaupun tak sempat diutarakan hingga tak terbalas.
Cukup pada kesederhanaannya, ketulusan sifatnya, cinta itu bersemayam tanpa perlu diketahui apalagi dihargai.